Toleransi bukan berarti kita ikut merayakan.

Tanggal 25 Desember yang di peringati sebagai hari Natal oleh umat kristiani merupakan hari besar bagi mereka.

Sebenarnya kita semua sudah sama-sama mengerti.

Dimanakah letak toleransi antar umat beragama???
Toleransi bukan berarti kita ikut merayakan
Menghormati mereka dalam perayaan acara tersebut tanpa mengganggu sudah merupakan bentuk toleransi.

Tanpa harus mengucapkan apalagi larut dalam upacara ritual mereka.

Dalam Qur'an surah Al-Kafirun sudah jelas bahwasannya "bagimu agamamu dan bagiku agamaku".
Jadi jangan lagi di kurangi atau bahkan di lebihkan.

Sebagai muslim sejati,kita tak perlu larut dalam ritual mereka.

Biarkanlah hidup rukun berdampingan tanpa mencampur adukkan kebenaran dan kebathilan.
Toleransi bukan berarti kita ikut merayakan
Seminggu kemudian perayaan tahun baru Masehi.
Telaah dulu apa makna di balik semua itu.Jangan asal ikut-ikutan agar terlihat trendi dan gaul padahal hasilnya zonk.

Perayaan yang padat dari berbagai agama non muslim ini sudah menjamur di kalangan muslim terlebih usia remaja.Miris memang,tapi seperti inilah kenyataannya.

3 atribut yang sepertinya tak bisa lepas dari perayaan tahun baru ini yaitu :

  • 1. Terompet
Seperti yang kita ketahui bersama,setiap menjelang tahun baru.disudut sudut pertokoan atau dipusat keramaian banyak kita jumpai penjual terompet.

Namun tahukah Apa sebenarnya terompet itu,dan bagaimana bisa menjadi atribut yang tak bisa di pisahkan dengan tahun baru.

Menurut pakar kristologi,ustadz Ahmad Kaimana,terompet selalu di gunakan oleh kaum pagan(penyembah berhala) untuk memanggil roh syaithon dalam acara peribadatan.

Terompet pada saat itu di buat dari tanduk kambing yang panjang dan di lubangi kemudian untuk di tiup.

Di sisi lain terompet di gunakan oleh kaum yahudi dalam perayaan pergantian tahun baru taurat dalam kalender ibrani kuno.

Mereka mengenalnya dengan sebutan shofarot yang bunyinya sama dengan terompet kertas yang ada saat ini.
Semua sudah di tuliskan dalam Alkitab imamat 23:24.

Hal ini berlangsung hingga zaman Rasulullah, oleh sebab itu beliau melarang umatnya untuk mengikuti.

Hal ini terbukti saat hendak mengumpulkan umat untuk berjamaah.Ada sahabat yang mengusulkan dengan terompet namun Nabi menolak karena merupakan budaya yahudi.( iqtidha' Shirat Al-Mustaqim hal 117
    - 118 ).

  • 2. Sanbenito.
Artinya topi kerucut,yang menurut catatan sejarah.Konon di Andalusia,topi kerucut ( sanbenito ) di gunakan sebagai simbol pemurtadan oleh ratu Andalusia
                 Toleransi bukan berarti kita ikut merayakan

  • 3. Kembang Api.
Budaya yang dikenalkan oleh kaum majusi ( penyembah api.) saat perayaan kelahiran yesus.
Dimana pesta kembang api ini masih di lakukan oleh kaum majusi hingga saat ini.    
Oleh sebab itulah kenapa kita sebagai muslim,di haramkan untuk mengikuti perayaan tahun baru apapun alasannya.

Karena sejatinya dalam perayaan tersebut sarat dengan ritual dan simbol simbol kekufuran di dalamnya.

Bijaklah terhadap apa yang hendak kamu ikuti.

Hindari ikut-ikutan budaya nonmuslim
(Tasyabbuh).Perbanyak muhasabah dan dzikir di pergantian tahun baru masehi,untuk kepentingan pribadi menjadi lebih baik dan harapan akan bumi dimana kita berpijak lebih damai.

Perbanyak amal ibadah bukan dengan pesta pora dan begadang tiada guna.Karena semua bertentangan dengan akidah islam.

Tetaplah dalam kerukunan dalam wadah toleransi yang sebenarnya.

Wallahu a'lam bishawab🙏
Semoga bermanfaat
Dan see you next time.

0 Response to "Toleransi bukan berarti kita ikut merayakan."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel